Hai...hai…apa kabar? Semoga baik, kalo engga pun ga apa. I have something for you …
Allahu akbar Allahu akbar, Laa ilaha illallahh
wallaahu akbar, Allaahu akbar walillahil hamd…
(Takbir berkumandang)
Sudah
setahun berlalu, semenjak hari raya Kurban yang terakhir kali yaitu tahun lalu.
Tahun lalu, aku merayakannya di Bandung, bareng-bareng dengan yang lainnya. Waktu
itu masih full team. Deep talk, sholat jama’ah di masjid salman, dan bakar-bakar
sate di asrama. Hmmm...
Agak berbeda dengan sekarang...
Saat ini posisiku di rumah. Berjauhan
dengan yang lainnya. So so lebarannya barengan sama orang rumah. Vibenya zuzur,
tidak seperti hari raya…berasa seperti hari-hari biasa… selumrahnya aja. Maybe
karena kami hanya bertiga karena adek posisinya di Lombok. Dan tidak mudik…alhasil,
kami sekeluarga berlebaran di tempat berbeda dengan zona waktu yang agak
berbeda. Ngomong-ngomong, kalo dipikir dari zaman ke zaman sepertinya memang
begitu ya… ada semacam tradisi tersirat. Kalo Idzul Fitri adalah momen dimana
keluarga pasti kumpul, semacam suatu keharusan. Identik deh dengan yang
namanya, mudik. Bahkan, dari sebelum hari-H sudah banyak persiapan yang
dilakukan dalam rangka menyambutnya… banyak banget gitu kayanya list acara yang
dirancang. Sementara, Idzul Adha agaknya biasa-biasa saja. Ga harus tuh, yang
namanya mudik-mudikan. Ya begitulah…Tapi heran ga sih?
Dan… kalo di sekitar rumahku sebagian orang
ada yang berlebaran di hari Rabu dan ada juga hari Kamisnya..Karena aku anaknya
ngikut mayoritas suara, jadi aku ikutan di Hari Kamis. Ga deng… ya memang
karena sejak kecil aku dibiasakan seperti itu. Di mana bumi dipijak di situ
langit dijinjing. Karena aku lahir dan gede di Indonesia, secara otomatis aku
hidup di bawah naungan negara ini. Mengikuti ketetapan dan ketentuan yang sudah
dibuat oleh pihak -pihak yang memang punya otoritas dan dipercaya. (Pencitraan
kan 😊).
Urusan benar dan salah belakangan, karena pihak-pihak yang ditunjuk tentu adalah
orang-orang yang tahu hukum dan paham dengan konsekuensi dari setiap keputusan
dan tindakan yang diperbuat.
Noted ya : sama sekali tidak ada persiapan
untuk berlebaran!
Ketika malam sebelum sholat, pun aku hanya
lontang-lantung di kamar. Kalaupun kirim-kirim ucapan, hanya sekenanya dan
seniatnya (astagfirullah maap..). Tapi ketahuilah, fitrah Idzul Adha tetap ga
memudar. Mungkin memang karena keadaan dan aku yang sudah semakin umur jadi ya
udah aja…
Paginya aku dan mak bapak, bangun lebih
karena rencananya kami sholat di masjid kompleks. Letaknya, di pintu gerbang depan
kompleks. Posisi rumahku ada di paling belakang. Kebayang kan ujung ketemy ujung.
Jadi,karena niatnya memang mau jalan kaki…kami harus spare waktu lebih supaya
ga telat (pengalaman, nyampe tempat sholat tau -tau dah khotbah). Selain
antisipasi telat juga menghindari malunya sih wkwk 😊.
***
Dari segi OOTD, dari bertiga aku adalah yang paling simple. Lebih terlihat ga niat kan? Atasan memakai sweeter (eca punya…), bawahannya training legend yang biasa ku bawa ke mana-mana. Juga pake kerudung hitam dan jangan lupa! Sendalnya juga item. Fix, lebih cocok untuk pergi takziah. Udah gitu nenteng-nenteng mukena yang digulung di dalam sajadah. Ckckck..
Padahal biasanya, makku bawa tas jinjing
kain dan aku biasa titip ke sana. Jadi tinggal badan doang. Cape juga ternyata
jalan kaki, mayan pegel. Sampai masjid, kerumunan jamaah belum terlalu ramai
dan tidak terlalu berdesak-desakan. Ga lama sholat Ied dan fokus mendengarkan
khotbah.
...
Abis sholat pulang deh…
Nah..nah… ada lagi kebiasaan yang cukup
mencolok bedanya ketika sholat di sini dan saat di kampung. Kalo di kampung
biasanya setelah sholat, jama’ahnya ga kesusu bubar, mereka akan keliling sambil
jalan untuk bersalaman. Sedangkan, waktu di masjid kemarin… sholat beres…semuanya
bubar..ngibrit dan sibuk masing-masing dengan barang bawaannya. Idk, karena
memang efek setelah pandemic atau udah begitu. Oops, aku juga baru sadar…
Pulang-pulang dan sampe rumah, langsung
berebah, ya ampun masih muda udah kaya jompo rasanya. Cape banget, jalan begitu
aja udah ngos-ngosan wkwk…efek terlalu lama berdiam diri di kamar.
Setelahnya ngapain? Tidak ada.
Di kompleks ku, prosesi sembelih hewan
kurban sudah dilakukan kemarinnya dan selesai di hari itu juga…sehingga di hari
berikutnya sudah tidak apa-apa… Gitu…
Along the day, kami hanya rebahan…gegoleran.
.
.
.
Semoga ini tidak kedaluarasahh!!! wkwkwk
***
12/07/2023
0 comments