Di Tinggal Ke Jakarta...

Hai...hai…apa kabar? Semoga baik, kalo engga pun ga apa. I have something for you

Sekarang udah jam 18.06 WIB, hari Minggu… hari kedua aku ditinggal sendirian di rumah. Yeayy… Berasa ngrantau lagi de ah. Ayah dan ibu selama beberapa hari ke depan sedang akan berada di Jakarta buat menghadiri akad dan resepsi pernikahan kakak sepupu tertuaku. Jadi sebetulnya bukan purely bepergian yang sengaja untukjalan-jalan si. Cuma memang sudah diagendakan dari beberapa bulan yang lalu. Gitu…Dan aku decided untuk memilih stay at home. Ayah dan ibu berangkat jum’at siang kemaren, kebetulan dapet tiket yang langsung bisa naik dari stasiun Sidoarjo, jadi ga perlu ribet untuk pergi ke stasiun gubeng dulu. Aku juga bisa nganterin.

***

Kerena sendirian jadi bingung mau ngapain… kemarin dan hari ini ga terlalu banyak yang dilakukan juga. Sejauh ini belum merasa bosan, jadi betah-betah aja di rumah. Beginilah nasib anak gadis jomblo dan masih setia jadi job seeker, penggaweannya hanya rebahan dan ngedep laptop seharian.

Kemarin, aku sempat keluar rumah. Habis dzuhur visit rumah Ajim. Dan…karena di hari Jum’at sore (pas banget setelah aku baru balik dari stasiun), doi menanyakan kunjunganku ke rumahnya jadi atau tidak. Aku bilang iya. Namun, setelahnya masih ada tanggapan lain darinya yang malah berujung pada penawaran. Kondangan! Aku diminta untuk menemaninya kondangan di salah satu kerabat (Budhe)nya. Kakak sepupunya menikah. Kediaman saudaranya itu tidak jauh dari rumah Ajim. Lantas aku mau-mau saja. Karena aku ga mau riweh, jadi kami tidak terlalu memusingkan persiapan aneh-aneh untuk sekedar kondangan. Pikirku, mengenakan busana dan sopan sudah cukup.

Oke, berikutnya ku putuskan untuk mengubah jadwalku ke rumah Ajim. Awalnya aku ingin datang agak pagi, supaya pulangnya tidak terlalu sore. Berhubung ada perubahan rencana dan acara di kediaman kerabatnya di sore hari, maka aku baru otw sehabis dzuhur.

Pagi yang luang menjadi kesempatan buat beberes rumah dan tidur hihi. Baju yang ku kenakan simple dengan warna khas yang melekat padaku, hitam-hitam. Celana bahan dengan kaos hitam, untuk outernya memakai cardigan agak kecoklatan. Menyesuaikan warna busana ajim. Aksesorisnya, hanya mengenakan kalung ala-ala dan cincin. Iseng-iseng aku poles kuku memakai cat warna coklat. Dari rumah aku belum menggunakan outer, hanya jaket saja. Outer dan printilan lainnya ku masukkan di dalam paper bag mini. Sampai di sana, masih sempatnya aku goler-goler dan berbincang santai.

Baru deh ketika menjelang sore, kami bersiap. Aku mengeluarkan senjata dan perlengkapkanku… sedikit memoles wajah dengan riasan tipis. First time, memberanikan show off hasil belajar dandan, meskipun ga bisa dibilang berprogress juga si wkwkwk. But it’s okay.

Dan berangkatlah kami, ke tempat kerabat yang memiliki hajat. Aku merasa asing di sana, sebab satu-satunya yang ku kenal truly deeply hanya Ajim. Fyi, ini kondanganku yang pertama kali tanpa berbarengan dengan orang tua. Super kikuk. Apalagi ootd ku lebih cocok buat acara formal (ya tau kan, kumaha biasanya saya). Tapi ga lama, aku menguasai keadaan…asek…Lebih ke arah bodo amat juga…setiap ditanya ya dijawab sambil disenyumin ajah… 


Makan…balik pulang… aku sekalian pamitan untuk pulang ke rumah supaya tidak terlalu sore.

P.S. Mengabadikan Kondangan Perdana

 ***

Then…seharian ini lebih banyak otak-atik laptop untuk menyelesaikan suatu tugas. Lebih tepatnya nyicil. Asik dari pagi sampai ga terasa, tiba-tiba sudah jam 4 sore. Sangat ansos bukan 😊. Karena mata dah terasa pegel, lebih baik aku doing something yang lain.

Bersih-bersih. Bikin sambel bajak dan goreng lele yang udah disiapin sama ibu. Sayangnya, ditanganku lelenya jadi buruk rupa. Wajan yang kupakai untuk menggoreng entah kenapa lengket, bisa dibayangkan kan apa yang terjadi? Itu lele kulitnya nempel semua ke pinggiran wajan…lelenya nemplok di sana beserta kulit-kulitnya…waktu diangkat alhasil lelenya telanjang dan tidak mulus hehehe...Ga apa, setidaknya bisa dimakan.

Habis makan, lanjut mandi dan sesudahnya prepare untuk magrib. Sajadah udah dibeber dan mukena sudah dipakai, tinggal sholat aja. Eh, tetiba gelap. Oh man, no… mati lampu dong. Semakin menjadi-jadi karena di luar hujan deres sekali. Makin mencekamlah suasana. Aku panik! Beruntungnya hp ga jauh dari jangkauan, jadi bisa buru-buru nyalain senter. Sambil riweh sendiri, aku cari lilin. Bersyukur sekali, nemu satu. Nyala deh… paling tidak ada secercah cahaya penerang… Senter hp dan lilin ku taruh di posisi strategis.

Dan… setelah susah payah memposisikan keduanya, TIING!!! Lampunya nyala lagi . Bapak-bapak PLN-nya suka bercanda deh… hmmm…

Cuma, waktu hujan tadi sejenak mengingatkanku dengan aku dan Bandung, ketika aku masih stay di sana. Mulai melownya…

Jujur Bandung memang sengangenin itu. Semoga segera bisa ke sana lagi..Aamiin.

.

.

.

Ngomong-ngomong, aku masih memikirkan rencana buat besok…

***

02/07/2023

 

 

You Might Also Like

0 comments