Malam Minggu pertengahan bulan November. I woke up accidentally at 00.15 a.m with better condition, more likely I’ve recovered. Dan memutuskan untuk ngadep Laptop demi menonton episode 11 serial Under The Queen’s Umbrella.
Here, doesn’t look so quiet as
tomorrow night. I can hear people talk about something to anyone, and some of
them also still doing randomly activities. So far I realize, that I’m not
alone.
Meanwhile, very different with
the last night, the circumstances. Something unpleasant happened to me.
(The story begins 😊)
…
Memang hampir satu bulan ini, cuaca
di Bandung tidak bersahabat. Tetapi beberapa hari ke belakang pola cucanya
sedikit berbeda. Pagi harinya mendung tipis, lalu hujan gerimis atau bahkan
panas terik hingga sore hari lalu hujan. Pun dengan hari jum’at. Hari itu
merupakan jadwal lari seperti biasa, cuacanya mendung tetapi sebagian cerah. Dari
situ firasat sudah mulai was-was. Sedang sendiri lagi.
Wah, sial betul. Baru mulai lari
sudah gerimis rapat, sampai kaca-mata tertutup butiran air. Masa bodo basa kuyup.
Pikirku kalau hujan deras sekalian tak apalah. Namun, lain dikira lain
faktanya. Hujan berhenti dan posisiku masih berada di depan pintu parkir SR
ITB.
GAWAT! Harus segera sampai kosan
dan kramas, gak bisa nanti-nanti. Kalau tidak bisa jadi lantas pusing. Sampai
kos, langsung mandi dan setelahnya sarapan serta beraktivitas seperti biasanya.
Nah, siangnya ogut order seblak teteh di bawah deket kosan.
Sore harinya langit menggelap,
lalu hujan. HUJAN ANGIN! Kencang sekali. Hari itu hawanya sungguh dingin, menusuk
di antara telapak kaki dan tangan. Rupanya, menutup pintu kamar rapat dan
berlindung di balik selimut rupanya belum cukup.
Karena kondisi yang semakin
membuat badan menggigil, selepas beribadah (yang agak sat-set),aku rebahan. Di
situ sudah mulai terasa mering di sertai kantuk hebat, padahal malam itu sudah
ada janji temu untuk membahas rebranding Prabum (mohon map mba Bella dan
ka Titin, semoga baca). Parah banget, itu hitungan kurang dari sejam, badan
rasannya oleng parah. Mata juga berat abis, berasa ditempel pake selotip. Akhirnya dengan berat hati, cuma nibrung meet
tanpa on mic. Literally, setor nama aja cuy.
Entah bagaimana ceritanya, tengah
malam terbangun. Pusing bukan main, lalu mual. Dipaksa untuk tidur kembali pun sia-sia.
Tetap mumet. Sambil muntah-muntah, percis seperti orang mabuk karena yang keluar
hanya air. Memang kalau dipikir-pikir, terakhir kali hanya makan seblak. Masih
berusaha keras untuk berpikir. Gimana caranya biar bisa muntah sampai puas dan
minum obat. Baru sadar kalau masih ada nasi di rice cooker, berarti tinggal
lauknya. Paling praktis, masak indomie kuah. Di situ masih dengan muntah-muntah.
Pakai minyak kayu putih tetap tidak membantu, bahkan minum air panas juga tidak
sama-sekali menolong. Hanya berharap, semoga orang kosan tidak mikir macam-macam,
woy. PANIK!!!
Sempoyongan bgt sambil nyender
pintu, tapi tetap memaksakan untuk makan perlahan-lahan. Beberapa menit setelahnya,
kembali muntah lagi. Tetapi kali ini sampai puas dan rasanya lega sekali.
Lanjut makan sedikit lagi, kemudian minum obat. Tidak lama, kembali berebah dan
tidur sambil mengeluh pusing. Begini bgt, malem weekend anak kosan ☹.
Esok paginya, bangun dengan
kepala yang masih berat sebelah (migren). Secepatnya, bangun untuk sekedar
sarapan dan minum obat. Cek hp tipis -tipis, karena semakin pusing kalau
terlalu lama. Setelahnya tidur lagi sampai dzuhur. Sembari duduk, lantas berpikir.
Kenapa sampai begitu ya. Nah, setelah diingat-inget kemarin siang ogut, tidak
langsung mandi. Masih harus menunggu antrean kamar mandi. Dan, lupa minum obat.
Ishhh. Lalu, malamnya tidur dengan perut kosong padahal cuacanya sedang tidak
mendukung. Jadilah asam lambung naik dan masuk angin.
Tapi Alhamdulillah, dah baikan. Sebagai
reward, tidak tanggung-menanggung, go food Mujigae, Ciwalk (padahal alibi, ga
deng).
***
Minggu, 20 November 2022 (06.00-bubaran)
Cuaca pagi, terpantau cukup
cerah.
Merealisasikan niatan untuk memasak
yang sempat tertunda karena kemarin mabok hebat. Hitung-hitung menghabiskan
stok bahan di kulkas yang sudah seminggu.
Ternyata, masak-masak sambil dibikin
konten tidak mudah ferguso. RIBET BOK! Betul-betul apresiasi untuk para content
creator di luar sana yang tetap konsisten untuk membuat konten.
***
20/11/2022