(Melirik jam) pukul 23.20 WIB
Ailo Bestie!
Menjelang pergantian hari, karena sudah tidak fokus jadi melipir sejenak untuk setidaknya mengikis tumpukan isi
kepala. UGHH, MIGREN BOKK. Tak apalah ya, kendati masih ada beberapa paragraph
yang menunggui. Today I went to somewhere to by an ice cream for cooling down
my head. WOSHHH, maybe this morning you can catch up some smokes billowed over
there. Padahal ku yang menolak, tapi ku juga yang kesal.
About the truth, bahwa
rupanya banyak orang di luar sana tidak benar-benar mampu menghargaimu. Mereka
tidak mampu melihat value yang ada pada dirimu, lalu mau apa lagi? Yang seperti
itu tidak dapat dipaksakan. Sama halnya dengan perasaan. Kalo boleh memaki,
YAOLO YAOLO YAOLO kesal bukan main. Mungkin memang sebetulnya kesalahan juga
terletak pada diriku juga, yang terlalu gegabah. Walaupun memang dengan dalih
ingin coba-coba dan sekedar mencari pengalaman, namun dongkolnya rupanya tidak
lagi untuk dicoba. Sebuah pembelajaran “tidak semua hal patut untuk dicoba,
pengalaman dan pembelajaran masih bisa diperoleh dari orang-orang yang pernah
mengalaminya” Jangan coba-coba jika tidak ingin menyesal atau bahkan
sakit sampai ulu hati.
Apabila ingin mencoba, maka
cobalah sesuatu yang memang sudah dipertimbangkan plus dan minusnya, tidak asal
saja manabrakkan diri. Kiranya memang itu memberikan manfaat dan dapat
menaikkan valuemu maka SILAHKAN! Aku justru sangat menganjurkan. Namun, kiranya
justru memberikan banyak keburukan, bahakan hingga merendahkan harga dirimu,
CUIIHHH! Hempaskan jauh -jauh.
Tidak perlu memaksa orang
untuk menghargaiku, atau bersusah payah mengakui value- ku. Tandanya mereka
memang tidak mampu. MINDSET. Itu kuncinya. Satu-satunya orang yang tau tentang
valueku, adalah aku sendiri. So, let we show up. Aku yang akan menentukan, di
mana aku akan belajar. Tempat dimana orang-orang bisa menghargaiku dan mampu
melihat value yang ada padaku. Tidak perlu memaksakan diri untuk berada di
tempat yang bukan untukku.
Tidak perlu tergoboh-goboh
(oh ya, ini dalam konteks pekerjaan). Tidak perlu gegabah mencari-cari celah
yang sebetulnya bukan untuk diri kita. Semua punya masanya euy, bahkan malam
pun harus menunggu gilirannya tiba setelah siang.
“Tidaklah mungkin bagi
matahari mengejar bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang” Yasin :40
Jadi ga usah sembrono dan
krasak krusuk. Cukup sekali saja wahai diriku. INGAT! Sesuatu yang memang sudah
ditakdirkan untukmu pasti akan jatuh ke tanganmu. Cukup tunggu mementumnya
sembari berusaha dan berdoa. Ada akal yang bisa mencerna dan merasionalisasi,
juga ada perasaan yang membantu menafsirkan pertanda dari alam semesta. It’s
okay.
FYI, emosi masih
tersisa di dalam diri. Beruntung, bahwa ternyata dukungan masih ada melimpah
padaku. Orang tua yang senantiasa memberikan wejangan. Bahkan, sempat terkejut
dengan respon yang diberikan, hingga sempat ternganga untuk sementara. Lalu,
teman yang sungguh teramat baik Budiman karena secara sukarela ku jadikan
sebagai tempat sampah untuk berkeluh kesah dan menghujad.
Untuk sekarang cukup, ke
depannya harus lebih berhati-hati. Sekian rapalan sumpah yang sudah terlanjur
membumbung, menuntut untuk diledakkan.
Ahh sial, masih ada bahan
untuk overthinking rupanya. Setengah hari menghabiskan waktu di lantai 2 MCD
dago, rupanya justru menjadi ajang uji kesabaran.
Astaga. Menambah
berbelas-belas list pekerjaan rumah, yang serratus persen menjaadi bahan bakar
potensial untuk overthinking malam hari ini. Aish, menyebalkan tapi ta apalah.
Paling tidak mata dan perut ini dimanjakan sejenak oleh kenikmatan duniawi,
walau berlangsung sesaat saja.
Here I am, bersama sepanci
indomie rebus yang sudah tandas. Sedang dilemma, antara tetap melanjutkan
makian atau kembali pada paragraph yang masih sabar menunggui.
See Youu!!!
***
15/11/2022
Semangat dan Sehat Selalu